Minggu, 11 Oktober 2009

Keterlibatan Perwira Polisi di Poboya AT: Saya Hanya Melihat Keluarga Saya dari Utara

Media Alkhairat
Sabtu, 30 Mei 2009

PALU – Terlibatnya beberapa oknum polisi termasuk yang berpangkat perwira, di lokasi penambangan emas di Kelurahan Poboya Kecamatan Palu Timur, ternyata bukan hanya ikut memiliki kaplingan tambang. Kebanyakan oknum polisi itu mengaku hanya melihat sanak familinya yang datang menjadi penambang di lokasi itu.

AT, seorang perwira polisi berpangkat ajun komisaris polisi (AKP) yang ditemui media ini Kamis (28/5) mengakui, dirinya sama sekali tidak terlibat dalam aksi penambangan di perbukitan Poboya. Keberadaanya dirinya di lokasi penambangan, bukan untuk membekingi atau memiliki kaplingan lubang tambang emas, tetapi untuk melihat banyaknya warganya yang berasal dari Bolaang Mongondow yang datang di lokasi itu.


“Karena mendengar banyak orang dari kampong saya yang datang ke Palu untuk menambang emas, maka saya datang ke lokasi untuk melihat rekan-rekan saya dari kampung. Maklum, sudah lama tidak ketemu dengan orang-orang dari Bolaang Mongondow,’’ aku AT yang juga berasal di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara itu.

Kemunculannya saat sosialisasi penutupan tambang Poboya di kantor Lurah Poboya awal pekan lalu, bukan disebabkan keterlibatannya di lokasi tambang. Melainkan hanya menyampaikan keluhan masyarakat penambang yang mendengar rencana penutupan areal tambang oleh pemerintah Kota Palu.

“Saya cuma ingin menyampaikan bahwa tambang itu bisa mengubah hidup masyarakat setempat. Makanya saya bawa bundle undang-undang pertambangan waktu itu. Tapi soal kebijakan, semuanya urusan pemerintah. Asalkan ada juga keadilan bagi masyarakat di sana,’’ tandasnya.(abdee)

Tidak ada komentar: